Kurs Yuan Melemah, Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
TRENDING TOPIK INDONESIA, BEIJING- Yuan, mata uang China, Senin (10/10/2016) melesu terhadap dolar bahkan mencapai tingkat terendah dalam enam tahun terakhir.
Lesunya Yuan terjadi di tengah-tengah spekulasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed akan meningkatkan suku bunganya bulan Desember.
Bank Rakyat China menetapkan tingkat acuan hariannya bagi yuan pada 6,7008 terhadap dolar, jatuh 0,3 persen dibandingkan 30 September, sebelum libur nasional. Nilai ini adalah yang terendah sejak September 2010.
Sumber-sumber pasar mengatakan yuan mungkin akan semakin melemah karena meningkatnya kekhawatiran akan perekonomian China.
Data ekspor China dilaporkan tetap lesu pada Juli 2016 akibat permintaan global yang cenderung biasa saja.
Menurunnya kinerja impor ini meningkatkan kekhawatiran kembali melemahnya kondisi domestik di negara tersebut.
Seperti dilansir Bloomberg, Senin (8/8/2016), ekspor China pada bulan lalu drop 4,4% dalam dolar AS namun naik 2,9% dalam yuan dibanding setahun sebelumnya.
Sementara kinerja impor jatuh 12,5% dalam bentuk dolar dan turun 5,7% dalam mata uang lokal. Surplus perdagangan melebar menjadi US$52,3 miliar.
"Ekonomi global melamban dengan meningkatnya ketidakpastian. Data impor menunjukkan melemahnya permintaan karena perbedaan dan semrawutnya kebijakan China,” kata Xu Gao, Kepala Ekonom Everbright Securities Co., seraya menambahkan bahwa kinerja ekspor China mungkin akan tidak tumbuh pada semester kedua tahun ini.
Pada Juli, ekspor China ke AS turun 2% dan melemah 3,2% ke Uni Eropa. Sementara impor dari Australia dan Korea Selatan masing-masing terjerembab 22% dan 12%.
"Kinerja impor dan ekspor akan memburuk pada kuartal ketiga, mengingat China cenderung tidak akan mengubah pandangan kebijakan FX nya demi melemahkan yuan menjelang pertemuan G20. Perbaikan pada data perdagangan akan lebih bergantung pada kenaikan permintaan dari luar,” ujar Zhou Hao, Ekonom Commerzbank AG.
Sumber: NHK/Bloomberg